Translate

askep TB paru serta konsep penyakitnya


KONSEP PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

1.      Pengertian
        a. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau basil mycobacterium tuberculosis (Dep.Kes RI.2000: 7).
    b.Tuberculosis paru adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium yaitu kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru (Tabrani. 1996: 236).
 2. Etiologi Tuberculosis paru disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang mempunyai sifat sebagai berukut: berbentuk batang, tahan asam, panjang 1-4/µm, tebal o,3-0,6/ µm aerob (Soeparman dkk. 1998: 715).                                                                            
Penularan tuberculosis paru terjadi jika seorang penderita Tuberculosis paru berbicara, meludah, batuk atau bersin yang keluar menjadi droplet, maka kuman-kuman Tuberculosis paru yang dalam paru-parunya akan menyebar ke udara, partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam tergantung pada ada tidaknya ultraviolet. Ventilasi yang buruk dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan napas/ paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikro meter. Kuman akan dihadapi oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrolag keluar dari cabang trakeo-bronkeal bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru ia bertumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrolag. Di sini ia akan terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman juga masuk melalui saluran Gastro Intestinal, jaringan limfe, orofaring dan kulit maka terjadi limfa denopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginajl, tulang bial masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru menjadi TB. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus 9limfangitis likal). Sarang primer limfangitis lokal + limfadenitis regional = kelompok primer. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4.   Tanda dan gejala
      Gejala umum batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu/lebih. Gejala lain yang sering dijumpai batuk disertai dengan darah nyeri dada dan sesak napas demam, meriang lebih dari 1 bulan berkeringat malam hari tanpa beraktivitas badan lemah, nafsu makan berkurang berat badan menurun
      (Dep. Kes RI. 2000: 10)
5.   Komplikasi Tuberculosis paru bila tidak diobati secara teratur maka dapat memberikan akibat yaitu;
a.       Batuk darah (hemaptoe)
b.      kerusakan jaringan paru
c.       kebocoran pada paru secara sepontan
d.       mengganggu kerja jantung
e.       menyebabkan kematian
(Dep. Kes RI. 1998: 13)
6.   Cara Pencegahan
a.       Jika batuk menutup mulut agar keluarga dan orang lain disekitar tidak tertular
b.      Jangan meludah disembarang temapat
c.        Gunakan tempat tertutup seperti kaleng yang diisi dengan air sabun atau lisol maupun pasir
d.      Buanglah tampungan dahak anda kelubang WC atau timbun tampungan dahak anda ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian
(Dep. Kes.RI. 2000: 19)
7.   Perawatan
a.       Mengawasi anggota keluarga yang sakit untuk menelan atau minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
b.      Mengetahui adanya gejala-gejala efek samping dan merujuk bila diperlukan.
c.       Memberikan makanan yang bergizi.
d.      Memberikan waktu istirahat kepada anggota keluarga yang sakit minimal 8 jam sehari.
e.       Meningkatkan/ membawa anggota keluarga yang sakit untuk memerikasakan ulang.
 (Dep.Kes. RI.2000: 14)
8.   Pemeriksaan diagnostik
  1. LED/ meningkatkan limpositotis
  2. Foto torak TA dan lateral
  3. Kultur sputum :      um  tuberculosis pada tahap aktivitas penyakit
  4.  Tes tuberkullin : membantu menegakkan diagnosa TB paru.
9.   Penatalaksanaan/ pengobatan

Bagan Panduan Obat Tuberculosis
No
Panduan Obat
Klasifikasi/ tipe
Fase Awal
Fase Lanjut

1.


Kategoti I



Kategori II



Kategori III
- BTA
- Sakit beart ( - )
  Luar paru

Pengobatan ulang
- Kambuh
- Gagal

- TB paru
   BTA ( - )
- TB luar paru

- 2
- HRZS
- 2


- RHZS
- RHZS

- 2

- RHZES
- 2
- RHZ
- 2
- RHZ


- 4 RH
- 4R3H3



- 5 RHE
- 5R3H3E3

- 4RHI

- 4R3H3

Keterangan
- 2RHZS   Setiap hari selama 2 bulan
- 4RH        Setiap hari selama 4 bulan
- 4 H3R3   3 kali selama 4 bulan


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara dinamis dan sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahapan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, interview keperawatan, implementasi dan evaluasi.
1.      Pengkajian
      pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah tindakan pemantauan secara lansung pada manusia untuk memperoleh data, tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan klien. Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan istilah penjajakan.
a.       Penjajakan I
      Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
1)            Data umum
2)            Riwayat dan tahap perkembangan
3)            Lingkungan
4)            Struktur keluarga
5)            Fungsi keluarga
6)            Stress dan koping keluarga
7)            Harapan keluarga
8)            Data tambahan
9)            Pemeriksaan fisik
b.      Penjajakan II Pengkajian yang tergolong ke dalam penjajakan II diantaranya: pengumpulan data-data yang berkaitan dengan lima tugas kleuarga menurut Friedman.
Data umum yang sering ditemukan pada pasien dengan Tuberculosis paru adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu, batuk disertai darah, berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas, nyeri dada, sesak napas, nafsu makan berkurang, badan lemah dan lesu, meriang/ demam lebih dari satu bulan dan terjadi penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan biasanya terdapat bunyi napas ronkhi dan bernapas cepat, dan terdapat penggunaan otot bantu.
2.   Analisa data
a.       Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dlam rangka proses klasifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.
b.      Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan masalah yang ditegakkan.
c.       Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada munculnya suatu masalah.
3.   Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah akurat.
  1. Tipe dan komponen diagnosa keperawatan keluarga
1)      Masalah keperawatan aktual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas dan mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.
2)   Masalah keperawatan risiko tinggi
      Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.
3)   Masalah keperawatan potensial/ sejahtera
      Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meingkatkan lebih optimal.
b.   Menetapkan etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa keperawatan dengan model single diagnosa diangkat dari 5 tugas keluarga antara lain:
1)      Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2)      Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan.
3)      Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga.
4)      Ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
5)      Ketidak mampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
      ada.
c.   Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien TB. Paru adalah
1)      bersihan jalan napas tidak efektif b.d. adanya akumulasi sekret.
2)      Risiko tinggi terjadinya gangguan pertukaran gas.
3)      Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d. anaroksida.
4)      Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan informasi.
      d.   Prioritas masalah Prioritas masalah di dasari atas 3 komponen
1)      Kriteria
2)      Bobot
3)      Pembenaran

Bagan Scoring Prioritas Masalah

Kriteria
Bobot
Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala:
Potensial  =  1
Risiko      =  2
Aktual      =  3


1

Alasan penentuan sub kriteria, dampak terhadap kesehatan keluarga
2. Kemungkinan untuk diubah
    Skala:
    Mudah         = 2
    Sebagian      = 1
Tidak dapat  = 0
3. Potensial untuk
    Skala:
Tinggi  = 3
Cukup  = 2
Rendah = 1



2





1

4. Menonjolkannya masalah
Skala:
Segera ditangani                     = 2
Tidak perlu segera ditangani  = 1
Masalah tidak dirasakan           = 0




2

Cara perhitungan :
     Score
                             X Bobot =……..
Angka tertinggi





4.   Intervensi keperawatan
      ANA (1995) Mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien atau keluarga. Dalam intervensi keperawatan terdapat penetapan tujuan intervensi yaitu:
a)      Tujuan umum Tujuan umum merupakan tujaun yang lebih luas menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah.
b)      Tujuan Khusus Tujuan khusus daldam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.
Intervensi keperawatan pada pasien dengan Tuberculosis paru masing-masing diagnosa yang muncul adalah sebagai berukut:
a.       Bersihan jalan napas tidak efektif
1)      Kaji fungsi pernapasan, seperti bunyi napas, kecapatan, lama dan ke dalaman serta penggunaan otot bantu.
Rasional : Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis Ronki, mengi yang menunjukkan akumulasi sekret atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas yang dapat meimbulkan penggunaan otot bantu.
2)   Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa
      Rasional : pengeluaran sekret jika sekret kental.
3)   Berikan pasien posisi semi fowler
      Rasional : posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru.
b.   Risiko tinggi terjadinya gangguan pertukaran gas
1)      Kaji dipsneu, takipneu, terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan
Rasional : Tuberculosis paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronkopneumonia. Inflamasi difus luas, nekrosis, efusi pleura dan fibrosis paru.
2)      Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaraan
Rasional : akumulasi sekret atau pengaruh jlan napas dapat mengganggu oksigenasi organ vital dari jaringan.


3)      Tindakan tirah baring
Rasional :  merupakan konsumsi O2 atau kebutuhan selama priode penurunan pernapasan dapat menurunkan gejala.
c.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
      1)   Catat status nutrisi pasien
            Rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat/ luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
2)   Pastikan diit biasa pasien yang disukai/ tidak sukai.
       Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan.
3)   Anjurkan pada klien utnuk makan dengan porsi kecil tapi sering Rasional : pemenuhan kebutuhan nutrisi secara bertahap.
4)   Anjurkan kapada klien untuk mngkonsumsi makanan selagi hangat Rasional : meningkatkan nafsu makan dan mencegah atau mengurangi terjadinya mual.
d.   Kurang pengetahuan
      1)   Kaji kemampuan keluarga dan klien dalam mengenal penyakit Tuberculosis paru.
             Rasional : kurang pengetahuan terhadap penyakit yang diderita akan berdampak pada cara perawatan penderita.
2)   Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Tuberculosis paru Rasional : meningktkan pengetahuan keluarga dan pencegahan.
3)   Pastikan keluarga dan klien mengenal penyakit Tuberculosis paru Rasioanal ; agar keluarga dank lien dapar benar-beanr memahami konsep penyakit dan dapat melaksanakan apa yang telah diajarkan.
5.   Implementasi
      Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain:
a)      Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
b)      Implementasi dilakukan dengan tetap mempertahankan prioritas masalah.
c)      Kekuatan-kekuatan keluarga brupa finansial, motivasi, dan sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
d)     Pendokumentasian implementasi keperawtan keluarga.
6.   Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari pross keperawatan keluarga. Evaluasi merupakan tahapan yang menetukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan rencana perawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu:
a)      Tujuan tidak realistis.
b)      Tindakan keperawatan tidak tepat
c)      Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai brikut:
a.       Subjektif
      Pernyataan kelurga klien atau sumber lain tentang perubahan yang dirasakan setelah diberikan tindakan perawatan.
b.      Objektif
      Data yang bisa diamati untuk melihat kemajuan atau kemunduran sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan perawatan.
c.       Analisa
Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan tertanggulangi.
d.      Planing
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.

No comments :

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog ini jangan lupa tinggalkan komentar anda disini....!!

JADWAL BOLA